Selain kondisi suhu udara, kelembaban dan intensitas cahaya, setiap jenis tanaman membutuhkan hara atau senyawa kimia yang berbeda. Hara dan senyawa kimia yang berbeda dihasilkan dari jenis media yang berbeda pula. Sehingga untuk mendapatkan hasil produksi yang optimal, selain harus dapat menentukan jenis tanaman yang akan ditanam, juga dapat menentukan media tanam yang sesuai dengan kharakter tanaman tersebut.
Salah satu strategi untuk mendapatkan media tanam yang cocok dengan tanaman yang kita tanam yaitu dengan memasukkan bahan organik pada media tanam. Meskipun memiliki unsur hara yang relatif lebih rendah dibandingkan pupuk anorganik, pupuk organik memiliki unsur hara lengkap dan kaya akan mikro organisme pengurai yang berfungsi menguraikan unsur hara menjadi senyawa-senyawa organik yang dibutuhkan oleh semua jenis tanaman.
Bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman antara lain ; daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki sifat hidroskopis dan berrongga, sehingga sirkulasi udara baik sehingga oksigen dapat masuk dalam tanah serta memiliki daya serap air yang tinggi.
Sifat bahan organik lebih mudah diuraikan melalui proses pelapukan atau dekomposisi oleh mikro organisme pengurai. Melalui proses tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2), air (H2O), dan senyawa organik yang lain yang dibutuhkan bagi tanam. Senyawa organik yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman sebagai zat makanan.
Pembuatan media tanam yang baik pada prinsipnya bisa menggunakan formulasi berbagai bahan media tanam yang memiliki sifat-sfat sebagai berikut :
- Mampu menopang tanaman secara kokoh, sehingga tanaman mampu berdiri tegak dan tidak mudah roboh. Agar persyaratan tersebut terpenuhi, maka kita harus memilih media tanam yang tidak mudah lapuk dan bisa tahan lama.
- Media tanam harus memiliki sifat porous, sehingga mampu mengalirkan kelebihan air yang tidak dibutuhkan, sehingga tanaman terhindar dari rendaman air dan kelembaban yang tinggi. Kelembaban yang tinggi dapat mengakibatkan tanaman menjadi busuk dan serangan jamur. Sehingga kita harus dapat membuat media tanam yang tidak padat dan memiliki rongga atau pori pori, sehingga drainase dan aerasi pada media berjalan baik.
- Media harus tersedia unsur hara yang dibutuhkan tanaman, baik itu unsur hara makro maupun mikro, sehingga kebutuhan tanaman akan nutrisi dapat terpenuhi. Agar persyaratan tersebut terpenuhi, maka perlu menambahkan pupuk organik atau pupuk kimia pada media tanam.
- Tanaman membutuhkan media yang bersih sehat dan tidak terkontaminasi jamur, virus atau tercemar bahan kimia yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Sehingga untuk mendapatkan media tanam yang sehat bisa dilakukan dengan cara : a) Mengukus media tanam atau memasukan media tanam pada oven dengan suhu 70 o C selama 6 jam. b) Menjemur media tanam pada terik matahari selama kurang lebih dua hari. c) Cara lain yang sering digunakan yaitu dengan mengaplikasikan pestisida dan fungisida pada media tanam.
Tanah |
Kompos |
Coco peat |
Pupuk Organik |
Sekam Bakar |
Agar diperoleh media yang bebas dari hama dan penyakit terutama jamur, bisa dilakukan dengan menambahkan ke media tanam fungisida dan pestisida. Pupuk organik yang digunakan diolah terlebih dahulu dengan melakukan decomposisi menggunakan efektif micro organisme atau decompozer yang lain. (amss)
2 komentar:
nice artikel salam kenal
Konten Adalah Raja Dan Backlink Adalah Ratu... Sebuah Blog Tidak Akan Pernah Bagus Jika Tidak Di Dukung Artikel Yang Berkualitas... www.okartikel.com
Posting Komentar
Silahkan beri komentar untuk artikel blog kami disini....