Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Kami Mengucapkan : Selamat Idul Fitri
1 Syawal 1433 Hijriyah

Kami Mengucapkan : Selamat Idul Fitri
1 Syawal 1433 Hijriyah

Selamat datang di Citus MKRPL Kota Jogjakarta Unit Rumah Perkotaan di Kadipaten - Kraton

MKRPL-KOTA JOGJA

M-KRPL KOTA JOGJA adalah Model Kawasan Rumah Pangan Lestari merupakan program Kementerian Pertanian dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian sebagai penyelenggara program tersebut. MKRPL diselenggarakan sebagai rintisan pengembangan pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya sayuran dalam rangka mendukung peningkatan ketahanan pangan nasional. MKRPL juga sebagai wahana belajar petani dan masyarakat untuk mendukung pembangunan pertanian kota. MKRPL Kota merupakan kegiatan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta T.A.2012, kegiatan ini dapat terwujudkan berkat kerjasama instansi terkait dan partisipasi langsung Kelompok Tani Dewasa "Kencana Asri".


TERIMA KASIH

Hidup Pemerhati Pertanian
Indonesia

Perawatan Tanaman Cabai

Tanaman cabai merupakan tanaman yang paling rawan terhadap serangan hama dan penyakit, sanitasi lahan pada pertanaman cabai sangat diperlukan untuk menghindari lahan menjadi inang hama dan penyakit. Penyiangan gulma yang ada disekitar tanaman perlu dilakukan karena gulma bagi tanaman cabai sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi cabai. Tanaman cabai cenderung kalah bersaing dalam mengambil hara tanah, selain itu gulma menjadi inang bagi hama tanaman. Untuk menghindari hal tersebut pada umumnya budidaya cabai dilakukan dengan cara memberikan mulsa MPHP pada bedengan. Selain sanitasi lingkungan pemeliharaan tanaman cabai juga membutuhkan perhatian lebih dibandingkan sayuran lain. Kali ini saya akan menyampaikan informasi bagaimana perawatan tanaman cabai :


Penyiraman

Pada fase pertumbuhan awal, penyiraman tanaman cabai dilkukan setiap hari terutama pada musim kemarau. Jika kondisi lahan porus sebaiknya penyiraman dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore hari. 
Setelah tanaman memiliki pertumbuhan dan perakaran yang cukup kuat, penyiraman tanaman cabai pada polybag dapat dilakukan setiap 2 – 3 hari sekali.  
Pada pertanaman dilahan sawah/ pekarangan penyiraman dapat dilakukan 3 - 4 hari sekali dengan cara menggenangi air/leb pada parit yang ada diantara bedengan. Jika penggenangan lahan tidak memungkinkan maka penyiraman dapat dilakukan dengan teknik kocoran menggunakan selang yang dialirkan atau dikocorkan pada tanah diantara 4 tanaman.

Pemasangan ajir/turus

Tanaman cabai mudah roboh terutama pada waktu tanaman berbuah lebat, sehingga perlu dipasang ajir atau turus dengan tujuan untuk menopang tanaman. 
Ajir dibuat dari bilah bambu dengan ukuran panjang 125 cm dan lebar batang 4 cm. Pada pertanaman cabai di sawah Ajir ditancapkan tegak tiap 3 tanaman secara berjajar. Dari ajir ke ajir dihubungkan dengan bilah bambu memanjang pada ketinggian 80 cm dari permukaan tanah. Tanaman pada polybag juga dapat dipasang ajir pada setiap polybagnya. Batang yang melengkung karena berat beban buah cabai dapat diikatkan dengan tali pada ajir tersebut.  Pemasangan ajir dilakukan pada saat usia tanaman 1 bulan setelah pindah tanam. 

Perempelan

Perempelan (pembuangan) tunas samping yang berada di bawah cabang sekunder perlu dilakukan karena tunas samping tersebut tidak produktif hanya akan mengurangi pertumbuhan cabang tanaman yang produktif.
Perempelan tunas samping dilakukan pada saat tanaman berumur 7 – 20 hari, yaitu dengan cara membuang semua tunas samping yang tumbuh biasanya perempelan dilakukan hingga 2 - 3 kali.
Selain perempelan tunas samping juga perempelan terhadap bunga pertama yang berada di sela-sela cabangan pertama. Tujuannya adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan di atasnya untuk menghasilkan buah yang lebih banyak.

Pemupukan Susulan

Selain pemupukan tanaman cabai pada saat pengolahan lahan, perlu dilakukan pemupukan susulan atau  pupuk tambahan, yang dilakukan pada saat fase pertumbuhan vegetatif. Pupuk tambahan berupa pupuk daun yang diberikan dengan cara disemprotkan pada tanaman. Pupuk yang banyak dijual di pasaran antara lain Multimicro dan Comlesal cair.
Pemupukan tambahan dapat dilakukan dengan interval penyemprotan antara 10 – 14 hari sekali, dengan dosis sesuai label produk.
Selain pupuk tambahan untuk pertumbuhan vegetatif (tunas dan daun), juga perlu dilakukan pemupukan untuk  pertumbuhan bunga dan buah.  Pupuk untuk pertumbuhan bunga dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 50 hari menggunakan pupuk NPK/Ponska (15 : 15 : 15).  Pemupukan dengan dosis 250 kg/ha atau takaran pupuk kurang lebih 5 sendok makan yang diberikan diantara 4 tanaman. Pemberian pupuk dengan melubangi Mulsa Plastik Hitam Putih (MPHP) di antara 4 tanaman. Pupuk tersebut dimasukkan ke dalam tanah kemudian disiram dengan air bersih agar cepat larut dan tersebar ke perakaran tanaman.
Apabila kondisi pertumbuhan tanaman cabai kurang baik atau karena terserang hama penyakit dengan dosis NPK dapat diberikan pupuk sebanyak 4 – 5 kg dilarutkan dalam 200 lt air (1 drum) lalu dikocorkan pada setiap tanaman sebanyak 300 – 500 cc atau tergantung kebutuhan. 
Pemupukan tanaman cabai pada polybag dapat dilakukan dengan dosis antara 5 - 6 gram/ polybag. sebaiknya diberikan dengan cara dikocor menggunakan air bersih. Kelebihan dosis pupuk dan pemupukan pada terik matahari dapat mengakibatkan tanaman layu.

Varietas cabai hibrida umumnya bisa berbuah cukup lama, sehingga dapat dipanen hingga 12 – 14 kali. Agar produktivitas buah cabai tetap baik maka setiap usai panen perlu dilakukan pemupukan NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, KCl dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1. 

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Pengendalian hama dan penyakit tanaman cabai dapat dilakukan dengan memberikan fungisida dan insektisida nabati dengan cara penyemprotan secara teratur. Jika menggunakan fungisida dan insektisida kimia dilakukan berdasarkan serangan hama dan aplikasinya sesuai anjuran serta harus tepat waktu dan sasaran. Fungisida dan pestisida kimia memiliki residu yang dapat membahayakan kesehatan manusia. 
Jenis hama dan penyakit yang menyerang pada budidaya cabai dan cara penanganannya adalah sebagai berikut :
Kutu daun/Aphis, penanggulangannya dengan : Curater diberikan pada umur 25 HST (1 gr/ batang) 
Hama Trips, penanggulangannya dengan : Lanate 2-5 EC , 2 cc/ ltr air 
Tungau, penanggulangannya dengan : Pagassus 500 SC, 2,5 cc/ ltr air 
Antraknosa (Colleorchum capsici dan C. gloesporoides), penanggulangannya dengan : 
  • Score 2 cc/ltr air
  • Daconil 20 gr/lt air (intreval 5 hari sekali) 
Penyakit bercak daun (Cercuspora capsici), penanggulangannya dengan : Daconil 25 cc/ltr air (intreval 4 hari sekali) 
Penyakit layu (Fusarium oxysporum), cara mengatasainya dengan : Eradikasi (tanaman dicabut dan bakar)

Penyiangan merupakan salah satu upaya pengendalian hama penyakit, karena adanya gulma dapat menjadi inang berkembangnya hama dan penyakit, untuk itu pengawasan secara rutin dan berkala harus dilakukan pada pertanaman cabai sehingga ketika terdapat gejala hama dan penyakit dapat sedini mungkin ditanggulangi. Semoga informasi ini dapat bermanfaat  (amss)

4 komentar:

robot supriyanto mengatakan...

trima asih

sudoyo hermawan mengatakan...

Trimakasih infonya...salam sukses

agus nugroho mengatakan...

bos gimana cara mengatasi tanaman cabai supaya tidak terkena patek

Unknown mengatakan...

Trimakasi

Posting Komentar

Silahkan beri komentar untuk artikel blog kami disini....

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews